Uniqlo vs. H&M: Perbandingan Strategi Fashion Ramah Lingkungan
Dalam era kesadaran lingkungan yang semakin meningkat, industri fashion dituntut untuk lebih bertanggung jawab. Dua merek besar dunia, Uniqlo dan H&M, telah mengambil langkah menuju mode yang lebih berkelanjutan. Namun, bagaimana pendekatan keduanya dalam menerapkan prinsip ramah lingkungan? Apakah strategi mereka hanya sebatas pemasaran, atau benar-benar berdampak nyata?
Artikel ini akan membahas perbandingan strategi keberlanjutan antara Uniqlo dan H&M, mulai dari bahan baku, produksi, daur ulang, hingga transparansi dan tantangan yang mereka hadapi.
Profil Singkat Uniqlo dan H&M
Uniqlo, milik Fast Retailing dari Jepang, dikenal dengan pendekatan minimalis dan fungsional. Merek ini menekankan produk yang tahan lama, teknologi tekstil, dan desain timeless.
H&M, berasal dari Swedia, merupakan salah satu pionir fast fashion global. Dengan koleksi yang cepat berganti, mereka juga menjadi pelopor dalam kampanye fashion ramah lingkungan dalam skala besar.
1. Bahan dan Produksi
Uniqlo
Uniqlo mengembangkan teknologi tekstil seperti DRY-EX, HEATTECH, dan AIRism yang efisien dan tahan lama. Mereka juga mulai menggunakan serat daur ulang seperti polyester dari botol plastik dalam koleksi tertentu. Beberapa produk jeans mereka diproduksi dengan teknologi penghematan air yang signifikan.
H&M
H&M lebih agresif dalam penggunaan bahan berkelanjutan. Mereka menargetkan seluruh produknya menggunakan bahan daur ulang atau ramah lingkungan pada tahun 2030. Koleksi "Conscious" menggunakan bahan seperti kapas organik, lyocell, dan polyester daur ulang.
2. Program Daur Ulang dan Sirkularitas
Uniqlo
Program Re.UNIQLO mendorong pelanggan menyumbangkan pakaian bekas Uniqlo untuk didaur ulang atau disumbangkan. Produk tertentu, seperti jaket bulu daur ulang, dibuat dari hasil program ini. Fokusnya lebih pada “recycle” dan “reuse” daripada fast fashion loop.
H&M
H&M memiliki Global Garment Collection Program, memungkinkan pelanggan menaruh pakaian lama (merek apa pun) untuk didaur ulang. Mereka juga bereksperimen dengan inovasi seperti layanan perbaikan, rental pakaian, dan label transparansi bahan dalam aplikasi belanja mereka.
3. Transparansi dan Etika Produksi
Uniqlo
Uniqlo merilis laporan tahunan Sustainability Report, namun informasi tentang rantai pasok mereka masih terbatas. Meskipun mereka mulai terbuka soal pemasok utama, transparansi mendalam belum sejelas H&M.
H&M
H&M termasuk yang paling transparan dalam industri fast fashion. Mereka menerbitkan daftar pemasok lengkap, lokasi pabrik, hingga detail bahan. H&M juga telah bergabung dengan berbagai inisiatif seperti Science-Based Targets dan Transparency Index oleh Fashion Revolution.
4. Tantangan dan Kritik
H&M
Meski aktif dalam keberlanjutan, H&M masih sering dikritik karena tetap menjalankan model fast fashion yang boros sumber daya dan menghasilkan limbah dalam jumlah besar. Produksi dalam skala masif membuat upaya ramah lingkungan tampak kontradiktif.
Uniqlo
Uniqlo mengklaim produknya lebih tahan lama dan tidak terlalu mengikuti tren cepat. Namun, mereka juga dikritik karena keterlibatan tidak langsung dalam isu hak pekerja dan kurangnya inovasi radikal dalam ekosistem fashion berkelanjutan.
5. Komitmen Jangka Panjang
- Uniqlo: Fokus pada peningkatan efisiensi produksi, penggunaan energi terbarukan di pabrik, dan pengurangan limbah kemasan. Mereka menargetkan netral karbon pada tahun 2050.
- H&M: Menargetkan netral karbon pada 2040, dengan fokus besar pada sirkularitas, inovasi tekstil baru, dan keterlibatan konsumen dalam rantai keberlanjutan.
Kesimpulan
Baik Uniqlo maupun H&M telah mengambil langkah menuju industri fashion yang lebih bertanggung jawab. Perbedaannya terletak pada pendekatan mereka:
- H&M lebih terbuka, agresif, dan eksperimental, namun tetap terbebani oleh model fast fashion-nya.
- Uniqlo lebih konservatif, berfokus pada kualitas dan ketahanan produk, namun kurang transparan dan inovatif dalam ekosistem daur ulang dan komunikasi publik.
Pada akhirnya, konsumen juga memiliki peran penting dalam mendorong perubahan. Dengan lebih sadar terhadap bahan, model produksi, dan praktik perusahaan, kita bisa membuat keputusan yang lebih bijak — memilih bukan hanya karena harga atau gaya, tapi juga karena nilai di baliknya.
Jadi, menurutmu, siapa yang lebih unggul dalam strategi fashion ramah lingkungan: Uniqlo atau H&M?
