Sepatu Mewah sebagai Investasi: Mengapa Harganya Terus Naik?

Sepatu Mewah sebagai Investasi: Mengapa Harganya Terus Naik?

Sepatu Mewah sebagai Investasi: Mengapa Harganya Terus Naik?

Oleh: Luqmanul Hakim
Dipublikasikan pada: 13/05/2025

Dalam beberapa tahun terakhir, sepatu mewah telah melampaui statusnya sebagai sekadar item fashion. Mereka kini dianggap sebagai aset berharga, bahkan instrumen investasi yang menguntungkan. Dari sepatu hak tinggi Christian Louboutin hingga sneakers kolaboratif dari Dior dan Nike, harga sepatu mewah di pasar sekunder terus meroket. Mengapa sepatu mewah kini dianggap sebagai investasi, dan apa faktor yang mendorong kenaikan nilainya?

1. Evolusi Fungsi Sepatu dalam Dunia Fashion

Sebelumnya, sepatu sering kali dianggap sebagai pelengkap dari pakaian utama. Namun dalam era modern, sepatu bisa menjadi statement item yang mendominasi seluruh penampilan. Merek-merek mewah seperti Jimmy Choo, Christian Louboutin, Manolo Blahnik, serta Balenciaga telah mengubah persepsi ini dengan meluncurkan desain-desain ikonik yang tak hanya bergaya, tetapi juga memiliki nilai simbolis.

Dalam dunia sneakers, transformasi ini lebih nyata lagi. Kolaborasi terbatas seperti Dior x Air Jordan 1, Travis Scott x Nike, atau Yeezy dari Kanye West menjadi contoh bagaimana sepatu bisa menjadi objek investasi layaknya karya seni.

2. Kelangkaan dan Eksklusivitas

Salah satu kunci utama dari peningkatan nilai sepatu mewah adalah kelangkaan. Produk edisi terbatas hanya dirilis dalam jumlah kecil, sering kali dengan sistem raffle atau undangan eksklusif. Hal ini menciptakan permintaan yang jauh melebihi pasokan, dan akibatnya harga melonjak tinggi di pasar sekunder.

Contohnya, sepasang Dior Air Jordan 1 yang dirilis seharga sekitar USD 2.200 saat peluncuran, kini bisa dijual dengan harga lebih dari USD 10.000 tergantung kondisi dan ukuran. Begitu pula dengan sepatu hak tinggi edisi terbatas dari Christian Louboutin atau Jimmy Choo yang bisa melipatgandakan nilainya dalam beberapa tahun.

3. Daya Tarik Estetika dan Simbol Status

Sepatu mewah bukan hanya soal kenyamanan atau fungsionalitas. Mereka adalah simbol status. Memiliki sepasang sepatu dengan label Louboutin atau logo Dior bukan hanya menunjukkan selera fashion, tetapi juga posisi sosial. Semakin langka atau ikonik suatu model, semakin tinggi pula nilainya sebagai simbol eksklusivitas.

Contoh ekstrem adalah sepatu "Solid Gold OVO x Air Jordans" milik Drake yang bernilai lebih dari USD 2 juta—sebuah pernyataan gaya dan kekayaan sekaligus.

4. Kualitas dan Craftsmanship

Faktor penting lainnya adalah kualitas material dan teknik pengerjaan. Sepatu mewah dibuat dengan bahan terbaik—kulit asli, kristal Swarovski, atau bordiran tangan. Proses pembuatannya pun melibatkan artisan yang telah berpengalaman bertahun-tahun. Hal ini menjamin daya tahan sepatu dan menjadikannya layak dikoleksi bahkan diperdagangkan kembali.

Merek seperti John Lobb, Berluti, dan Santoni dikenal dengan sepatu kulit mewah yang dibuat secara handmade. Produk mereka bahkan dapat bertahan selama puluhan tahun dengan perawatan yang tepat, menjadikannya layak sebagai warisan dan aset jangka panjang.

5. Peran Media Sosial dan Hype Culture

Media sosial berperan besar dalam membentuk tren dan mendorong permintaan. Ketika selebritas atau influencer papan atas mengenakan sepatu tertentu, produk itu langsung mengalami lonjakan minat. Tidak jarang, hanya dalam hitungan jam, sepatu tersebut habis di pasaran dan harganya naik berkali lipat di platform resale seperti StockX, GOAT, atau eBay.

Istilah “hypebeast” bahkan lahir dari tren ini, di mana fashion dan eksklusivitas menjadi bentuk ekspresi diri yang sangat kuat di kalangan anak muda urban.

6. Resale Market yang Tumbuh Pesat

Pasar sekunder untuk sepatu mewah berkembang sangat pesat. Situs-situs seperti StockX, The RealReal, Grailed, dan Flight Club menyediakan platform bagi kolektor dan investor untuk membeli dan menjual sepatu langka. Ini menciptakan ekosistem di mana harga sepatu bisa dimonitor, diperdagangkan, bahkan diinvestasikan seperti saham.

Banyak investor fashion muda kini membangun portofolio dari sepatu eksklusif, menyimpannya dalam kondisi pristine atau “deadstock” dan menunggu momen tepat untuk menjual dengan margin keuntungan tinggi.

7. Kolektor dan Komunitas yang Semakin Aktif

Koleksi sepatu telah menjadi bagian penting dalam budaya pop. Ada komunitas global yang fokus hanya pada koleksi sepatu mewah, baik itu high heels maupun sneakers. Kolektor seperti DJ Khaled, Mark Wahlberg, dan Kylie Jenner memamerkan lemari sepatu senilai jutaan dolar yang menjadi inspirasi sekaligus tolok ukur nilai.

Dengan semakin aktifnya komunitas ini, edukasi mengenai nilai sepatu, kondisi, dan keaslian juga meningkat. Ini membuat pasar sepatu mewah menjadi lebih transparan dan profesional.

8. Risiko dan Cara Memulai Investasi Sepatu

Tentu saja, seperti semua bentuk investasi, membeli sepatu untuk tujuan investasi memiliki risiko. Nilai suatu model bisa naik atau turun tergantung tren, kondisi pasar, dan kelangkaan. Namun, bagi yang memahami pasar, tren, dan kondisi sepatu, potensi keuntungannya sangat menjanjikan.

Tips bagi pemula:

  • Fokus pada merek dan model populer (Dior, Louboutin, Jordan, Yeezy, dll).
  • Jaga kondisi sepatu sebaik mungkin (gunakan kotak asli, silica gel, dan tidak dipakai).
  • Ikuti informasi perilisan sepatu terbaru dari situs resmi dan komunitas.
  • Beli dari sumber terpercaya untuk memastikan keaslian.

Kesimpulan

Sepatu mewah bukan lagi hanya sekadar pelengkap fashion, melainkan aset berharga yang bisa dijadikan investasi. Dengan kelangkaan, kualitas tinggi, hype di media sosial, dan pasar sekunder yang kuat, nilai sepatu tertentu bisa meningkat drastis dalam waktu singkat. Meski bukan tanpa risiko, bagi mereka yang paham dunia fashion dan mengerti nilai eksklusivitas, berinvestasi dalam sepatu mewah bisa menjadi langkah yang sangat menguntungkan sekaligus penuh gaya.


Ditulis oleh: Luqmanul Hakim
Tanggal: 13/05/2025

Lebih baru Lebih lama